Minggu, 13 Januari 2013

penanganan pucuk


Jenis Petikan
Terdapat beberapa jenis petikan dari pelaksanaan pemetikan diantaranya :
·         Petikan ringan ; apabila daun yang ditinggalkan pada perdu, daun kepel dengan minimal satu daun atau kepel.
·         Petikan medium/sedang ; apabila dalam satu perdu terdapat cara pemetikan ringan dan petikan berat.
·         Petikan berat ; apabila daun yang ditinggalkan pada perdu hanya daun kepel atau daun kepel juga dipetik.  
Kriteria Pemetikan
            Kriteria pemetikan sebagai bahan baku yang layak diolah adalah pucuk standar petikan medium, keadaan pucuk segar dan bebas dari kontaminasi yang dapat merusak pucuk. Pucuk dengan standar petikan medium terdiri dari pucuk medium (p+2, p+3m, b+1m, b+2m, b+3m) minimal 70%, pucuk halus (p+1, p+2m) minimal 10%, dan pucuk kasar (p+3, p+4, b+1t, lembaran dan tangkai) maksimal 20%.
            Pada dasarnya daun teh yang dipetik hanyalah kuncup, daun serta ranting yang dapat diolah menjadi teh yang berkualitas baik. Dalam satu siklus pangkasan dapat dilakukan 3 jenis petikan yaitu petikan jendangan, petikan biasa dan petikan gendesan.
            Ranting peko harus dipetik, jika tidak daun akan terus tumbuh dengan pertumbuhan semakin lambat dan akhirnya terhenti. Bila dilakukan pemetikan pucuk peko (p) maupun pucuk burung (b), sebaiknya pemetikan meninggalkan kepel (k) dan sehelai daun diatasnya. Hal itu dimaksudkan agar pertumbuhan pucuk akan berlanjut terus secara sempurna. Untuk menghindari kesalahan pemetikan, maka perlu mengenal jenis-jenis petikan.
Jenis petikan menurut waktu petik
(a). Petikan Jendangan
            Petikan jendangan merupakan petikan yang dilakukan sekitar 2-3 bulan setelah tanaman di pangkas. Tujuan petikan jendangan adalah untuk membuat kerangka dasar bagi tumbuhnya pucuk, menumbuhkan daun pemeliharaan (daun seharusnya disisikan pada saat pemangkasan) baru untuk menggantikan daun pemeliharaan yang hilang bersama-sama dengan kayu pangkasan serta tunas yang banyak sehingga memungkinkan produksi yang maksimal.
(b). Petikan biasa
            Setelah 2-2,5 bulan dilakukan petikan jendangan, maka akan tumbuh tunas tersier dan bentuk tanaman akan rata. Saat itulah dilakukan petikan biasa atau petikan produksi. Giliran petik sebaiknya dilakukan antara 10-11 hari dan berlangsung sampai dilakukan pemangkasan berikutnya, yaitu selama 3 tahun. Pada saat petikan biasa, pucuk burung harus dipetik meskipun tinggi bidang petiknya belum mencukupi, agar pucuk pekonya akan lebih banyak. Petikan yang persis umum adalah pemetikan dengan meninggalkan sehelai daun di atas kepel. Namun, sistem eksploitas petikan teh berkembang dengan macam-macam modifikasi, sehingga pola kerja pemetikan didasarkan pada beberapa hal :
1.      Cara pemetikan jangan sampai menghancurkan tanaman
2.      Pemetikan dilakukan pada umur pucuk tertentu sehingga dapat menghasilkan pucuk yang dikehendaki tanpa mengakibatkan pertumbuhan kembali tunas-tunas baru.
3.      Giliran petik sesuai dengan jadwalnya sehingga banyak pucuk yang siap petik.
4.      Adanya keterkaitan sistem dan cara petik dengan rencana pemangkasan di kemudian hari.
(c). Pemetikan gendesan
            Tanaman yang terus menerus dipetik, produksinya akan semakin merosot. Untuk mempertahankannya, maka pohon teh dipangkas, biasanya masih terdapat pucuk-pucuk. Pemetikan pucuk-pucuk itu dinamakan pemetikan gendesan. Cara pemetikannya tidak ditentukan, sembarangan saja, tetapi hanya pucuknya saja.
1.    Jenis petikan berdasarkan jumlah helaian daun
a.       Petikan imperial, satu pucuk peko hanya diambil kuncup pekonya saja, kuncup dan daun tetap dibiarkan di ranting burung serta tidak memperhatikan jumlah daun.
b.      Petikan pucuk putih atau petikan pucuk emas, rumus petiknya adalah p+1/k+1 atau p+1/k+2. Rumus p+1/k+1 artinya dari satu ranting peko dipetik pucuknya yang terdiri dari kuncup peko dan satu helai daun tua.
c.       Petikan halus, rumus petiknya adalah p+2 muda/k+1, p+2/k+1 atau b+1 muda/k+1. Rumus p+2 muda/k+1 artinya dari satu ranting peko dipetik pucuknya yang terdiri dari kuncup peko dan dua helai daun dengan satu daun termuda masih menggulung.
d.      Petikan sedang, rumus petiknya adalah p+1/k+1 dan p+3 muda/k+1. Rumus petik p+1/k+1 artinya dari satu ranting peko dipetik pucuknya yang terdiri dari kuncup peko dan satu helai daun tua.
e.       Petikan kasar, rumus petiknya adalah p+3/k+1 dan p+4 muda/k+1 artinya dari satu ranting dipetik pucuknya yang terdiri dari kuncup peko dan tiga helai daun tua.
f.       Petikan kasar sekali, rumus petiknya adalah p+4/k+1. Artinya dari satu ranting dipetik pucuknya yang terdiri dari kuncup peko dan empat helai daun tua.
g.       pucuk 2.jpgPetikan lempar, rumus petiknya adalah p+5 muda/k+1 dan p+5/k+1. Rumus petik p+5 muda/k+1 artinya dari satu ranting dipetik pucuknya yang terdiri kuncup peko dan lima helai daun (satu helai daun masih muda dan menggulung).
            Biasanya perkebunan milik negara melakukan petikan halus sampai sedang, sedangkan di perkebunan rakyat melakukan petikan halus sampai kasar sekali. Dalam praktek di lapangan, tidak jarang pemetik hanya meninggalkan kepel saja. Atau adapula yang memetik dengan mengikut sertakan kepelnya. (Nazaruddin dan Farry.B.Paimin, 1993).
Analisis Petik
            Analisis petik adalah pemisahan pucuk yang didasarkan pada jenis pucuk atau rumus petik yang dihasilkan dari pemetikan yang telah dilakukan dari pemetikan yang telah dilakukan dan dinyatakan dalam persen (%). Analisis petik dilakukan sendiri dengan mengambil sampel 200 gram pucuk dari beberapa blok, sampel ini dipisahkan berdasarkan rumus petiknya. Kemudian untuk mengetahui persentase masing-masing pucuk sesuai dengan rumus petiknya maka dilakukan penimbangan. Melalui hasil penimbangan dapat diketahui persentasenya dengan cara membandingkan bobot pucuk setiap rumus petik dengan bobot total sampel pucuk. Analisis petik dilakukan untuk mengetahui sistem pemetikan yang dilakukan. Adapun kegunaannya yaitu untuk menilai kondisi tanaman, menilai ketepatan pelaksanaan pemetikan, dan menilai keterampilan pemetik.
Komposisi Pucuk (%)
Blok
Pucuk halus
Pucuk medium
Pucuk kasar
Pucuk rusak
Taman
2.50
25.00
51.50
21.50
Pemandangan
3.00
26.50
54.00
16.50
Panama
3.50
26.00
58.00
12.50
Tanah Hijau
1.00
27.50
45.50
26.00
Rata-rata
2.50
26.25
52.25
19.00
Penimbangan Pucuk di Kebun
            Penimbangan pucuk dilakukan 1-2 kali sehari tergantung pada kondisi pucuk di lahan pada hari itu. Penimbangan tahap I dilakukan pada pukul 10.00-11.00 WIB dan penimbangan tahap II dilakukan pada pukul 13.00-14.00. Kegiatan penimbangan harus mengacu pada prinsip dasar penimbangan yaitu semakin cepat dikirim ke pabrik maka semakin baik. Penimbangan dilakukan oleh juru timbang dan diupayakan dilaksanakan di tempat yang dekat dengan lokasi pemetikan.
Perlakuan Pucuk Setelah Penimbangan di Kebun
            Pucuk yang telah ditimbang, dimasukkan ke dalam waring masing-masing pemetik dan dimasukkan ke dalam truk dengan menyusun waring secara satu persatu. Penyusunan waring sebaiknya diupayakan longgar agar aerasi udara tetap terjaga, karena jika penyusunan pucuk terlalu rapat maka dapat menyebabkan pucuk lanas karena kondisi pucuk menjadi panas. Selain itu, penyusunan waring yang terlalu rapat dapat menyebabkan pucuk rusak secara fisik. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya proses fermentasi awal dan dapat menurunkan kualitas teh yang dihasilkan.
Transportasi Pucuk
            Pengangkutan pucuk dari kebun sampai ke pabrik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pucuk teh yang dihasilkan. Oleh karena itu, diperlukan adanya proses pengangkutan pucuk yang baik. Kapasitas angkut pucuk yang optimal yaitu 2 500 kg atau setengah dari daya angkut kendaraan. Frekuensi pengangkutan pucuk disesuaikan dengan frekuensi penimbangan dan kondisi pucuk di lapang.
            Pada saat pengangkutan truk-truk yang mengangkut pucuk diupayakan ada dalam keadaan bersih dan bebas dari kotoran serta dialasi dengan terpal pada bagian bawah truk. Saat pucuk ada di dalam truk tidak boleh ada yang ikut menumpang di atas pucuk dan ketika truk sampai di pabrik, pembongkaran pucuk dari truk harus dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai dibanting atau pucuk berceceran. Pengangkutan pucuk dilakukan oleh seorang supir dan seorang juru timbang dan dalam sekali tahap penimbangan diperlukan 1 unit truk untuk pengangkutan pucuk ke pabrik.
Penimbangan di Pabrik
            Selisih timbangan antara penimbangan di kebun dengan penimbangan di pabrik selalu saja terjadi. Terjadinya selisih penimbangan ini antara lain disebabkan oleh penyinaran matahari dan penyiraman air hujan secara langsung. Batas toleransi selisih timbangan yang ditetapkan pihak kebun adalah 2 %. Akan tetapi, keadaan di lahan sering kali tidak sesuai dengan yang ditetapkan. Selisih timbangan di kebun dengan di pabrik sering kali melebihi 2 %, terutama saat musim hujan, timbangan pucuk di kebun akan semakin berat atau saat pucuk terhambat diangkut maka dapat menyebabkan berat pucuk berkurang. Selisih timbangan di kebun dan di pabrik antara bulan Januari-Mei 2009.
Penerimaan Pucuk Segar dari Kebun
            Mutu teh hitam hasil pengolahan terutama ditentukan oleh bahan bakunya yaitu daun segar hasil petikan. Secara fisik pucuk yang bermutu adalah daun muda yang utuh, seragam, berwarna kehijauan. Sebelum memasuki proses pengolahan di pabrik, daun hasil petikan harus masih ada dalam keadaan segar dan tidak rusak, tidak terlalu lama tertahan di kebun, tidak terkena sinar matahari langsung, ditampung dalam waring (wadah pengumpul) yang tidak melebihi kapasitas optimum dan diangkut dengan hati-hati.
            Penerimaan pucuk di Pabrik dilakukan dengan menurunkan pucuk segar dari bak truk yang dilakukan oleh dua tenaga angkut ke atas timbangan duduk sebanyak 4-5 tumpukan waring yang kemudian ditimbang oleh juru timbang petik. Hasil penimbangan di pabrik dicatat dalam buku klat penimbangan kemudian dihitung selisih bobot timbangan di pabrik dengan timbangan di kebun.


Analisis Pucuk
            Analisis pucuk adalah pemisahan/pengelompokkan pucuk berdasarkan kriteria Memenuhi Syarat (MS) yaitu bagian pucuk muda dan Tidak Memenuhi Syarat (TMS) yaitu bagian tua pucuk serta pucuk yang mengalami kerusakan. Hasil pucuk dinyatakan dalam persen dan merupakan dasar pendugaan mutu teh hasil olahan. Analisa pucuk ini biasanya digunakan untuk menilai kondisi pucuk yang akan diolah apakah sudah sesuai dengan syarat-syarat yang dibutuhkan untuk tujuan pengolahan. Selain itu analisis pucuk juga dapat digunakan untuk menentukan harga pucuk, upak pemetik, dan untuk memperkirakan mutu teh yang akan dihasilkan. Analisis yang baik adalah pucuk yang memenuhi syarat (MS) > 50%. Alat-alat yang biasa digunakan dalam analisis pucuk diantaranya yaitu timbangan analisis, keranjang analisis, dan kotak analisis. Analisa pucuk dilakukan setiap hari oleh bagian penerimaan pucuk di pabrik pengolahan. Sampel pucuk yang akan dianalisis, diambil dari box pelayuan (Withering Through). Sampel diambil dari 10 tempat secara merata dan acak dengan cara memasukkan ke dalam hamparan pucuk dan pucuk diangkat dari dalam/bawah ke atas. Pucuk yang diambil secara acak di 10 tempat tadi dicampur secara merata kemudian diambil 200 gram pucuk per 500 gram pucuk basah untuk dianalisa. Setelah itu pucuk dipisahkan antara pucuk yang memenuhi syarat olah (p+1, p+2. p+3, b+1m, b+2m, b+3m) dengan pucuk yang tidak memenuhi syarat olah (b+1, b+2, b+3, lembaran tua dan tangkai tua) berdasarkan rumus petik medium dan tanpa melihat kerusakan pucuk. Lalu bagian pucuk yang memenuhi kriteria syarat olah (MS) maupun yang tidak memenuhi syarat olah (TMS) secara terpisah dan ditimbang kemudian hasilnya dinyatakan dalam persentase (%).
            Rata-rata analisis pucuk dalam satu hari tiap blok kebun dapat dilakukan dengan cara mengalikan rata-rata analisis pucuk dari setiap penimbangan dengan jumlah produksinya dan menjumlahkan hasil perkalian tersebut dari penimbangan pertama dan selanjutnya, kemudian dibagi dengan jumlah produksi blok tersebut pada hari itu. Sedangkan untuk menghitung rata-rata analisis pucuk untuk perkebunan dilakukan dengan cara penjumlahan hasil perkalian antara rata-rata analisis dengan jumlah produksi pucuk untuk setiap blok kebun kemudian dibagi jumlah produksi pucuk pada hari itu.

di ambil dari berbagai sumber...
semoga bermanfaat